Sumatra-Wide Tiger Survey di Kawasan Hutan Provinsi Sumatera Barat Periode Januari – Maret 2023

Foto bersama tim survei yang terdiri dari Biodiversity team leader SINTAS Indonesia, masyarakat lokal, dan peserta magang.

OLEH Rizki Ramadhan – Bulan Januari 2023 lalu, penulis dan tiga peserta magang lainnya berkumpul di kantor SINTAS Indonesia, Kota Padang untuk diberikan pembekalan tentang survei okupansi harimau sumatera. Tim biodiversity SINTAS mengenalkan tata cara survei okupansi harimau sumatera dari mulai metode penelitian, peralatan yang digunakan, hingga proses pengambilan data di lapangan. Survei okupansi ini digunakan untuk program Sumatra-Wide Tiger Survey (SWTS).

SWTS adalah program dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup sebagai salah satu upaya perlindungan populasi harimau sumatera dan habitatnya. Kegiatan survei harimau se-pulau sumatera ini tentunya melibatkan banyak pihak. Salah satunya Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat dan Yayasan SINTAS Indonesia.

Setelah proses pembekalan, pembagian tim lapangan, dan perizinan dari kantor pusat sudah kami dapatkan, peserta magang pun siap untuk melakukan survei SWTS untuk pertama kalinya. Kali ini kami berkesempatan untuk melakukan survei SWTS di beberapa lokasi di Sumatera Barat, yaitu di Kabupaten Pasaman, Pasaman Barat, dan Solok Selatan.

Penggunaan densiometer untuk mengetahui kerapatan tajuk pohon.

  1. Nagari Sontang Cubadak, Padang Gelugur, Kabupaten Pasaman

Tim survei pada lokasi pertama ini terdiri dari 5 anggota dan 2 guide yang mendampingi selama melakukan survei. Banyak hal dan juga pengalaman baru yang didapatkan selama mengikuti survei lokasi pertama ini. Bagi saya sendiri ini juga menjadi pengalaman pertama menembus pedalaman hutan dan melakukan survey okupansi. Masing-masing dari kami diberikan tugas untuk melakukan pendataan di lapangan. Ada yang bertugas untuk menghitung bukaan tajuk menggunakan densiometer, mengambil titik lokasi identifikasi jejak atau tanda, dan mengambil foto lapangan sebagai bukti dokumentasi.

Survey yang dilakukan di Nagari Sontang Cubadak memakan waktu kurang lebih selama tujuh hari. Kami juga bertemu dan berdiskusi dengan komunitas COP (Centre for Orangutan Protection) yang juga merupakan penggerak di bidang konservasi satwa. Selama melakukan survei di Nagari Sontang tidak ada kendala yang ditemukan dan berjalan dengan lancar. Selama kegiatan survei kami menemukan temuan baik langsung maupun tidak langsung beberapa spesies seperti tapir, kijang, babi, rangkong, kera, rusa, beruang, kucing hutan. Sayangnya kami tidak menemukan jejak atau tanda harimau sumatera di daerah ini.

Lanskap lokasi survei ini cukup beragam, yaitu perkebunan sawit, ladang perkebunan, dan ladang pertanian semusim. Juga terdapat sumber mata air dan aliran sungai di Nagari Sontang cubadak. Di lain sisi kami pun menemukan perambahan hutan untuk dijadikan sebagai perkebunan kopi di beberapa lokasi.

Nagari Sontang Cubadak, Padang Gelugur, Kabupaten Pasaman.

  1. Simpang Tonang, Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman dan Muara Kiawai Pasaman Barat

Trip yang kedua berada di dua lokasi yang berbeda, yaitu Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat. Lokasi pertama yaitu Simpang Tonang yang terdiri 4 orang anggota Sintas dan 2 guide sebagai pendamping. Banyak pengalaman dan wawasan yang didapatkan selama mengikuti 2 lokasi ini.

Menurut cerita masyarakat sekitar dan dilihat dari kondisi lapangan secara langsung bahwasanya Nagari Simpang Tonang memiliki aktivitas tambang emas yang dilakukan secara tradisional. Masyarakat sekitar biasanya melakukan penambangan emas di sekitar jalur sungai dengan menggunakan dulang untuk menyaring atau mencari emas.

Selain itu masyarakat di Nagari Simpang Tonang memiliki aktivitas pertanian dan perkebunan. Kami juga mendapatkan pengalaman baru tentang perkebunan kopi dan cara pengolahannya. Pertanian dan perkebunan yang terdapat di Simpang Tonang ialah sawah, kopi, dan ladang pertanian semusim. Sedangkan di lokasi kedua, di Muara Kiawai, Pasaman Barat, didominasi oleh perkebunan kelapa sawit.

Temuan spesies yang ada di Simpang Tonang ialah beruang, kijang, rusa, babi, kucing hutan, rangkong, kera, dan temuan jejak serta feses harimau sumatera. Sedangkan di lokasi survey di Muara Kiawai kami tidak mendapatkan temuan jejak atau feses harimau sumatera.

Proses pengolahan biji kopi di Kabupaten Pasaman.

  1. Nagari Tanjung Durian dan Nagari Lubuk Ulang Aling Tengah, Solok Selatan

Lokasi selanjutnya yang pertama ialah Nagari Tanjung Durian, Solok Selatan. Berdasarkan hasil pengamatan dan survei okupansi habitat dari Nagari Tanjung Durian banyak terdapat perkebunan kelapa sawit. Selain itu juga terdapat aktivitas perambahan hutan yakni penambangan emas dengan menggunakan alat dan mesin. Hal tersebut berdampak pada kondisi hutan dan sungai yang ikut tercemar oleh akivitas tambang tersebut. Kemudian untuk spesies yang ada di lokasi tersebut cukup beragam yakni terdapat kera, beruang, babi hutan, kucing hutan, dan temuan jejak harimau sumatera. Lalu dari segi sosial budaya yang terdapat di lokasi ini ialah adanya suku kubu pedalaman yang hidup secara berkelompok.

Lokasi terakhir survei adalah Nagari Lubuk Ulang Aling Tengah tepatnya di jorong Batu Gajah. Akses jalan di lokasi ini kurang memadai dan cukup berbahaya. Jaringan telekomunikasipun sangat terbatas. Kondisi habitat yang ada di Batu Gajah terdapat perkebunan kelapa sawit dan beberapa kawasan hutan yang terbuka untuk area perkebunan. Spesies satwa di lokasi ini cukup banyak ditemukan yaitu kucing hutan, babi, kijang, rusa, monyet, rangkong. Akan tetapi kami tidak menemukan tanda atau jejak keberadaan harimau sumatera.