Menyeberangi sungai dengan batang pohon besar, salah satu jalur yang harus dilewati saat mengumpulkan data SWTS.
OLEH Aprido Desra – Saya akan menceritakan beberapa pengalaman saya selama melakukan SWTS bersama Yayasan SINTAS Indonesia. Khususnya saat survei awal di Desa Poldung Jae, Kecamatan Aek Natas, Kabupaten Labuhan Batu Utara dan di Desa Sihulambu, Kecamatan Aek Bilah, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Tengku, Sukri dan saya melakukan perjalanan ke Desa Poldung Jae dari homebase kami di Siborong-borong sekitar pukul 08.00 pagi. Selama di perjalanan menuju Poldung Jae kami bercengkrama bercerita selagi menghilangkan bosan, tidak terasa sudah lama bercerita kami pun singgah di tempat persinggahan yang terletak di tepi Sungai Asahan.
Setiba nya kami di tempat persinggahan kami pergi ke di toilet umum dan kebetulan saya tidak ada uang di kantong sedangkan di depan toilet umum ada kotak untuk uang kebersihan. Saya kemudian berinisiatif untuk berpura pura mengambil uang dari kantong belakang celana dan memasukan tangan saya ke kotak seolah olah saya membayar. Ternyata Sukri yang melihat saya pun melakukan hal yang sama. Kami buru-buru masuk ke mobil agar bisa langsung berangkat. Sesampainya di mobil, orang yang menjaga toilet datang dari arah yang berlawanan dan langsung melihat isi kotak kebersihan tadi. Mengetahui jumlah uangnya tidak bertambah, penjaga itu pun langsung menghampiri mobil kami dan berkata dalam bahasa batak dengan nada marah. Kami tidak terlalu mengerti bahasa batak jadi kami hanya mengangguk dan langsung membayar uang kebersihan tadi. Penjaga itu pun tersenyum dan berkata dalam bahasa batak, yang sekali lagi kami tidak mengerti, dan kami pun lanjut melakukan perjalanan sambil berkata “mauliate opung” yang artinya “terimakasih nenek”.
Berdiskusi dengan para warga.
Beberapa jam kemudian kami hampir sampai ke tempat tujuan kami. Kami langsung berkoordinasi dengan perangkat desa setempat bahwasanya minggu depan kami akan memasuki hutan yang ada di desa tersebut untuk melakukan kegiatan SWTS. Setelah berkoordinasi dengan perangkat desa kami berangkat menuju Pematang Siantar dan menginap.
Seminggu telah berlalu, kami siap melakukan kegiatan swts yang berlokasi di Poldung Jae. Riski, mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang sedang magang ikut serta dalam kegiatan ini. Total anggota tim survei saat ini adalah 4 orang.
Tim survei beristirahat di bawah pepohonan yang rimbun dan tinggi menjulang.
Kami berangkat dari Siborong-Borong pukul 08.00 pagi menuju Poldung Jae dan tiba di lokasi pukul 16.00 sore. Sesampainya di desa kami disediakan tempat untuk menginap di salah satu rumah perangkat desa sebelum melakukan kegiatan besok pagi.
Keesokan harinya tim memulai kegiatan pengambilan data SWTS. Tim dibagi menjadi dua tim kecil, tim pertama yaitu Sukri, saya, dan dua orang masyarakat lokal, tim kedua yaitu Tengku, Riski, dan seorang masyarakat lokal.
Di hari pertama pengambilan data, kami masih menginap di tempat penginapan. Di hari selanjutnya kami menginap di pondok di dalam hutan. Pondok ini dulunya adalah tempat menginap orang yang mengambil kayu. Di pondok inilah kami menetap selama beberapa hari ke depan.
Pengambilan data dilakukan selama 3 hari dan satu hari lainnya digunakan untuk istirahat.
Pada survei kali ini, kami mendapat beberapa temuan seperti kambing hutan, kijang, babi hutan, sejenis kucing hutan, dan beruang,
Setelah selesai mengambil data kami bersiap-siap untuk kembali ke desa dan menyiapkan diri untuk pulang ke homebase kami di Siborong-Borong.
Kami memilih rute yang berbeda di perjalanan pulang kali ini. Kami melewati Labuhan Batu Selatan dan langsung menuju Kantor Seksi BKSDA yang berada di Sipirok untuk menginap semalam sebelum melakukan perjalanan pulang ke homebase keesokan harinya.