Peringatan Hari Hidupan Liar Sedunia – World Wildlife Day 2024: Connecting People and Planet: Exploring Digital Innovation in Wildlife Conservation

Sesi Diskusi I: Gawai Canggih Penyelamat Satwa (Dok. Forum Multispesies)

Oleh Forum Multispesies – Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenal sebagai megabiodiversity country, yaitu negara yang memiliki keragaman tumbuhan, satwa liar, dan ekosistem yang melimpah. Sumber daya alam Indonesia merupakan sistem pendukung kehidupan manusia sekaligus aset milik bangsa yang tak ternilai harganya. Hal ini juga menunjukkan besarnya tugas untuk menjaga, mengelola, dan mengontrol pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Untuk menghadapi berbagai tantangan yang berubah seiring perjalanan zaman, inovasi teknologi merupakan aset pendukung yang berperan begitu besar. Kemajuan teknologi yang semakin pesat setiap tahunnya telah memberikan kontribusi di hampir seluruh aspek kehidupan manusia, tak terkecuali di bidang konservasi hidupan liar. Berbagai kegiatan terkait konservasi dari mulai penelitian, pelacakan, komunikasi, hingga berbagai jenis analisis kini telah dipermudah dengan beragam teknologi yang dikembangkan. Bahkan, teknologi yang ada saat ini telah memungkinkan masyarakat umum untuk ikut berkontribusi terhadap konservasi melalui skema citizen science.

Mengangkat tema Connecting People and Planet: Exploring Digital Innovation in Wildlife Conservation, pada tanggal 9 Maret 2023, telah dilaksanakan kegiatan temu wicara dan pameran teknologi konservasi yang berlokasi di Cafe Taman Koleksi, Bogor. Acara ini diinisiasi oleh Forum Komunikasi Konservasi Multispesies dan menghadirkan berbagai narasumber dari praktisi konservasi di Indonesia. Sebanyak 17 lembaga menjadi kolaborator dalam kegiatan ini antara lain Forum Konservasi Orangutan Indonesia, Forum Konservasi Gajah Indonesia, Forum HarimauKita, Yayasan Kiara, Fauna & Flora, Konservasi Indonesia, YIARI, Yayasan Badak Indonesia, Yayasan Owa Jawa, Burung Indonesia, YAPEKA, Yayasan SINTAS Indonesia, Gibbonesia, Kukangku, Burungnesia, GoArk, dan WCS Indonesia.

Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan Hari Hidupan Liar Sedunia (World Wildlife Day) yang diperingati setiap tahunnya pada tanggal 3 Maret. Peringatan Hari Hidupan Liar Sedunia diinisiasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai upaya meningkatkan kesadaran publik mengenai flora dan fauna di dunia. Pemilihan tanggal 3 Maret bertepatan dengan tanggal diadopsinya Konvensi Perdagangan Internasional Tumbuhan dan Satwa Liar Spesies Terancam (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora, CITES) pada tahun 1973.

Dalam kegiatan peringatan Hari Hidupan Liar Sedunia ini, para peserta diajak menyelami pengaplikasian teknologi dalam upaya konservasi, dari mulai penginderaan jarak jauh dalam konservasi hiu paus dan kucing besar, sistem perlindungan badak terintegrasi, hingga penggunaan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk membantu identifikasi individu harimau. Tak hanya itu, peserta juga diundang untuk berkontribusi secara langsung dalam upaya konservasi, antara lain dengan pengenalan pemantauan layanan alam, pemantauan burung dan insekta dengan aplikasi Burungnesia dan Kupunesia, observasi amfibi dan reptil, hingga tagging hiu paus di laut.

Donny Gunaryadi, M.Sc  selaku perwakilan dari penyelenggara menyampaikan harapan bahwa kegiatan ini dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pelestarian hidupan liar. “Teknologi yang kita miliki saat ini membuka kesempatan bagi semua kalangan untuk memberikan kontribusi terhadap pelestarian alam. Kami berharap bahwa kepedulian dan kesadaran masyarakat Indonesia untuk menjaga lingkungan dapat terus tumbuh dan berkembang,” imbuhnya.

Tanggapan senada disampaikan oleh Kepala Subdirektorat Pengawetan Jenis Spesies dan Genetik, Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Dir. KKHSG KLHK), Badiah, S.Si, M.Si, yang menghimbau generasi muda untuk berperan sebagai ujung tombak penyebarluasan ajakan untuk ikut serta melestarikan lingkungan. Pemanfaatan media seperti podcast dapat menjadi salah satu alternatif untuk menjembatani komunikasi antara praktisi konservasi dengan masyarakat luas. “Untuk mendukung ketersediaan informasi yang akurat dan terpercaya terkait konservasi hidupan liar, Direktorat KKHSG sedang mempersiapkan sistem informasi terpadu dalam bentuk situation room,” tambah Badiah. Sistem informasi terpadu ini juga merupakan salah satu bentuk penerapan dari teknologi dalam konservasi yang memungkinkan pengelolaan dan analisis data dalam skala yang lebih besar.

Narahubung:

Ronna Saab – FORINA (ronna@forina.org)
Yayuk Rahmawati – FHK (yrahma@harimaukita.or.id)